Moral dan etika merupakan dua hal yang penting dalam kehidupan manusia. Moral berkaitan dengan nilai-nilai baik dan buruk, sedangkan etika berkaitan dengan perilaku yang sesuai dengan moral.
Dalam dunia pendidikan, moral dan etika juga memiliki peran yang penting. Moral dan etika dapat membantu siswa untuk mengembangkan nilai-nilai moral dan etika yang baik, sehingga mereka dapat berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, moral dan etika saat ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Globalisasi telah membawa pengaruh yang besar terhadap kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal moral dan etika. Pengaruh globalisasi, seperti budaya konsumerisme dan hedonisme, dapat menggeser nilai-nilai moral dan etika yang tradisional. Ditambah lagi kecepatan internet dan media sosial yang cepat membuat pengaruh globalisasi juga jadi semakin cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia.
Media massa, seperti televisi, internet, dan media sosial, juga dapat mempengaruhi moral dan etika generasi muda. Media massa sering menampilkan konten-konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika, seperti kekerasan, pornografi, dan ujaran kebencian. Ditambah dengan kemudahan mengakses media sosial bukan media massa membawa pengaruh dunia luar jadi semakin gampang untuk masuk dan merusak moral anak muda jaman sekarang.
Perubahan pola keluarga, seperti meningkatnya angka perceraian dan pengasuhan anak oleh orang tua tunggal, juga dapat berpengaruh terhadap moral dan etika anak. Anak yang tumbuh tanpa bimbingan orang tua yang baik akan lebih rentan untuk melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan moral dan etika.
Tantangan moral dan etika ini perlu disikapi secara serius oleh dunia pendidikan. Pendidikan karakter perlu diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan, sehingga siswa dapat mengembangkan nilai-nilai moral dan etika yang baik sejak dini. Selain itu, peran keluarga dan masyarakat juga sangat penting dalam mendukung pendidikan karakter.
Ada banyak tips dan trik dalam mengatasi tantangan moral dan etika siswa di dunia pendidikan salah satunya adalah di lembaga pendidikan seperti sekolah dan pesantren dan berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan moral dan etika dalam dunia pendidikan:
Mengembangkan kurikulum pendidikan karakter
Kurikulum pendidikan karakter perlu dikembangkan secara komprehensif dan terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran. Kurikulum pendidikan karakter juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Meningkatkan kualitas guru
Guru merupakan agen utama dalam pendidikan karakter. Guru perlu memiliki pemahaman yang baik tentang pendidikan karakter dan mampu menerapkannya dalam pembelajaran.
Menciptakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan yang kondusif akan mendukung terciptanya individu yang berkarakter. Lingkungan yang kondusif dapat diciptakan melalui kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan karakter merupakan tanggung jawab bersama. Semua pihak perlu berperan aktif dalam meningkatkan pendidikan karakter agar dapat mencetak generasi yang berkarakter.
Intinya pendidikan karakter itu tidak bisa tercipta tanpa ada dukungan dari semua pihak termasuk orang tua. Kenapa harus orang tua? Karena orang tua adalah gerbang utama terciptanya pendidikan karakter siswa atau putra putrinya. Dari berbagai sumber, bahkan dari berbagai macam penelitian yang ada sudah sangat jelas bahwa lingkungan merupakan salah satu faktor utama tercapainya pendidikan karakter dan tidak tercapainya pendidikan moral dan etika ini. Karena anak usia remaja itu masih sangat tergantung dari lingkungan. Lingkungan yang mendukung dapat menciptakan pendidikan karakter yang maksimal begitu juga sebaliknya lingkungan yang kurang mendukung dapat menciptakan pendidikan karakter yang kurang maksimal. Dan anak sekolah itu memiliki dua lingkungan yaitu sekolah dan juga lingkungan rumah.
Ketika anak mendapatkan pendidikan karakter di sekolah mereka harus mendapatkan pendidikan yang sama di rumah tapi ketika mereka di rumah kadang mereka tidak mendapatkan pendidikan karakter yang layak dengan berbagai macam alasan seperti rasa iba orang tua terhadap anak yang sudah berjibaku dengan sekolah selama sehari penuh (rata rata sekarang sekolah sudah menggunakan konsep full day school) sehingga membebaskan putra putrinya untuk main dan nongkrong di rumahnya padahal hal seperti itu dapat merusak pendidikan karakter siswa. Memang tidak semua nya begitu tapi ada beberapa orang tua yang bersifat seperti itu.
Maka dari itu penting untuk memiliki kesamaan dan kerjasama antara sekolah dan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan karakter anak, karena etika dan moral anak yang baik dapat menciptakan masa depan yang baik bagi anak.
Antara Kasus Korupsi Dana Bansos & Tragedi Penembakan 6 Laskar Anggota FPI
18 Des 2020 | 959
Berita tentang kasus korupsi bansos covid sepertinya mulai meredup, karena adanya kasus penembakan 6 laskar FPI tidak lama setelah Menteri Sosial dijadikan tersangka oleh KPK. Apakah ini ...
UniPin, Cara Praktis, Mudah Dan Aman Isi Cash Point Blank
3 Jul 2020 | 1340
Point Blank adalah salah satu game populer yang kini semakin banyak yang memainkan game satu ini. Sejak kehadirannya di Indonesia Point Blank memang telah pindah tangan dari beberapa ...
31 Okt 2019 | 1032
Buy Muslim First di Indonesia Gerakan “Buy Muslim First” dari Malaysia, sepertinya akan sampai di Indonesia. Di Malaysia, gerakan ini berhasil membuat perekonomian lebih ...
Pengembangan Kemampuan Kepemimpinan: Pelatihan dan Peluang untuk Mahasiswa
9 Jan 2024 | 75
Kepemimpinan bukanlah sifat bawaan, tetapi kemampuan yang dapat dikembangkan melalui pelatihan dan pengalaman. Khususnya bagi mahasiswa, fase perkuliahan adalah waktu yang tepat untuk ...
Panduan Trend Fashion Kekinian Untuk Anda Yang Berhijab
3 Jan 2020 | 1394
Panduan Trend Fashion Kekinian Untuk Anda Yang Berhijab - Dunia fashion selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Salah satunya adalah dunia fashion muslimah. Busana muslimah di ...
1 Agu 2023 | 436
JAKARTA - Pada tanggal 1 Maret 2018, terdapat Laporan Kepolisian No LP/1102/III/2018/PMJ/Ditreskrimsus yang melibatkan Korban Alexander Foe sebagai pelapor atas tindak pidana penipuan, ...